Jumat, 23 November 2012

BAB I PENDAHULUAN PERINGKAT KINERJA OPERATOR

BI-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan suatu produk diperlukan waktu dan kinerja agar produk yang
dihasilkan bermutu dengan menjamin kualitas produk tersebut. Perancangan kerja
pada umumnya bertujuan untuk mencari cara kerja yang lebih mudah, lebih cepat,
serta menghindari pemborosan-pemborosan material, waktu, tenaga dan lain
sebagainya. Perancangan ini dibutuhkan agar kinerja operator mampu bekerja
dengan baik, dan menghemat waktu secara efisien.
Peringkat Kinerja Operator (Performance Ratting) merupakan cara untuk
mengukur hasil kinerja seoarang operator yaitu dengan melakukan pengukuran
waktu, agar dicapainya suatu sistem kerja yang baik dalam tahap bekerja yang
wajar dan normal. Pengukuran kinerja operator dapat membantu dalam
menganalisa dan memperbaiki waktu kerja operator dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja operator dalam perakitan magnet
kimono yaitu dengan melakukan pengukuran waktu kerja. Pembuatan produk ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja seorang operator dalam menyelesaikan
dengan melakukan pengukuran waktu. Selain itu, dalam pembuatan produk ini
mudah dirakit, murah dan dalam pekerjaannya membutuhkan waktu yang singkat
dalam pengerjaannya, artinya terjangkau untuk dijadikan salah satu simulasi serta
produk ini mudah untuk dipasarkan.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam modul Peringkat Kinerja
Operator adalah bagaimana kinerja operator dalam menyelesaikan produk magnet
kimono sebanyak 30 buah.
BI-2
1.3 Pembatasan Masalah
Berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan agar tidak menyimpang
dari permasalahan yang ada dalam pembuatan laporan akhir ini. Pembatasan
terhadap pembuatan modul ini dengan menetapkan batasan-batasan yaitu sebagai
berikut:
1. Pengerjaan produk yang dilakukan adalah untuk pengukuran kinerja operator
yaitu pembuatan magnet kimono.
2. Pengerjaan dan pengambilan data dilakukan di Laboratorium Analisis
Perancangan yang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2011, pukul 14.00 –
16.30.
3. Data yang diambil yaitu waktu aktual dan waktu estimasi serta dibatasi sampai
30 buah.
4. Metode penyesuaian yang digunakan yaitu metode Shumard dan
Westinghouse.
1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan akhir dari modul peringkat kerja operasi bertujuan untuk
memberikan pemahaman mengenai materi yang dibahas didalamnya. Berikut ini
adalah tujuan dari pembuatan laporan akhir peringkat kerja operator.
1. Mengetahui keseragaman data, batas bawah dan batas atas kelas antara
operator 1 dan operator 2
2. Mengetahui uji kecukupan data antara operator 1 dan operator 2
3. Mengetahui waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku dari pengamatan 1
dan 2 dalam perhitungan waktu baku.
4. Mengetahui kinerja operator serta membandingkan kinerja operator antara
pengamatan 1 dan pengamatan 2.
BI-3
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan rangkuman pengelompokan penulisan
laporan akhir yang berisikan pejelasan-penjelasan dari awal pembuatan sampai
selesai. Laporan akhir Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) terdiri
dari 5 bab. Bab 1 merupakan pendahuluan yang menguraikan mengenai latar
belakang, perumusan dan pembatasan masalah serta disertai dengan tujuan
penulian dari laporan ini. Bab 2 merupakan dasar teori yang menunjang modul
Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating). Bab 3 membahas tentang
flowchart, pengumpulan data dari proses perakitan magnert kimono. Bab 4
menjelaskan pembahasan dari peringkat kinerja operator yang didapatkan dengan
menggunakan pengukuran timmer dan rater, serta menganalisa peringkat kinerja
operator, agar dalam perakitan produk lebih efisien dan efektif. Bab 5
menjelaskan kesimpulan dengan menjawab tujuan yang ingin dicapai serta
berisikan saran yang membangun agar dalam penulisan laporan selanjutnya
menjadi lebih baik lagi.

Sumber:

Rabu, 07 November 2012

Seandainya Aku menjadi seorang Presiden

Jika saya menjadi seorang presiden, mungkin saya akan melakukan hal yang baik untuk bangsa dan negaramya. Oleh karena itu, solusi yang jika menjadi seorang pemimpin negara yaitu:
1. Menjadikan bangsa ini yaitu suatu bangsa yang maju di negaranya sendiri seperti bisa mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang bagus yang di olah di negerinya sendiri dengan keahlian rakyat, dengan sendirinya negara pun tidak banyak pengeluaran dan pengangguran.
2. Para tenaga kerja Indonesia yang bekerja diluar negeri dilindungi tanpa adanya kekerasan dari tempat bekerjanya.
3. Bisa memberantas korupsi agar tidak merugikan uang negara.
4. Memberikan pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah dengan pendidikan biaya gratis dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah agar bisa menciptakan siswa ataupun siswi cerdas pelajaran atau teknologi.
5. Memberikan denda tinggi untuk masyarakat membuang sampah sembarangan di jalan atau pun di tempat-tempat lain agar tidak mengotori sarana dan prasarana yang disediakan.
6. Membereskan sungai, saluran atau got dekat rumah ataupun hal yang bisa mengakibatkan banjir di negeri ini agar tidak terus menerus banjir setiap hujan deras datang serta seringnya pemberlakuan gotong royong dan hal lainnya yang membuat negeri ini semakin lebih membaik.
7. Memberikan harga sembako yang setara dengan rakyat agar tidak bertentangan dengan rakyat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
8. Pengamen dan pengemis jalanan diberikan lapangan pekerjaan, rumah tinggal agar kondisi di jalanan bis tertib dan tidak menganggu kenyamanan para penumpang angkutan umum.

Senin, 05 November 2012

Gempa bumi di Aceh


Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° EKoordinat:  3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh,  Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.
Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatera Utara. Foto dari kerusakan sulit diperoleh karena adanya pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka, yang mengakibatkan sedikitnya jumlah reporter, pejabat pemerintah dan tim penolong di Sumatera Utara. Pejabat pemerintah khawatir akan kurangnya laporan dari kota-kota di pantai barat Sumatra, termasuk beberapa resort kecil. Kota-kota ini hanya berjarak 100 km dari episenter dan diperkirakan menerima kerusakan berat, dan juga Pulau Simeulue dan Pulau Nias.
Mengenang Tsunami Aceh, pada tanggal 26 Desember 2009 Gubernur Irwandi Yusuf menginstruksikan warga di Provinsi NAD mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama 3 hari mulai Kamis hingga Sabtu. Seruan ini berlaku bagi semua instansi maupun kantor pemerintahan, pemilik toko, dan fasilitas umum lainnya. Secara umum kondisi di Aceh kini semakin baik. Pemerintah daerah yang baru telah terbentuk, pembangunan infrastruktur juga sudah mencapai 60 hingga 70 persen. Ratusan kepala keluarga memang masih tinggal di penampungan, namun sebagian besar sudah menempati rumah bantuan yang disediakan.
Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.
Sementara itu, data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara. Itulah kisah suram 9 tahun silam yang terjadi di penghujung tahun 2004 silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan.

Sumber:

Tokoh Wayang Bima



Dalam wiracarita Mahabharata diceritakan bahwa karena Pandu tidak dapat membuat keturunan (akibat kutukan dari seorang resi di hutan), maka Kunti (istri Pandu) berseru kepada Bayu, dewa angin. Dari hubungan Kunti dengan Bayu, lahirlah Bima. Atas anugerah dari Bayu, Bima akan menjadi orang yang paling kuat dan penuh dengan kasih sayang.
Kata ''bhÄ«ma'' dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja váą›(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang.
Bima atau Bimasena adalah seorang tokoh protagonis dan heroik dalam wiracarita Mahabharata. Bima adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
Pada masa kanak-kanak Pandawa dan Kurawa, kekuatan Bima tidak ada tandingannya di antara anak-anak seumurannya. Kekuatan tersebut sering dipakai untuk menjahili para sepupunya, yaitu Korawa. Salah satu Korawa yaitu Duryodana, menjadi sangat benci dengan sikap Bima yang selalu jahil. Kebencian tersebut tumbuh sehingga Duryodana berniat untuk membunuh Bima.
Pada suatu hari ketika para Kurawa serta Pandawa pergi bertamasya di daerah sungai Gangga, Suyudana menyuguhkan makanan dan minuman kepada Bima, yang sebelumnya telah dicampur dengan racun lalu Bima pun memakan makanan yang diberikan oleh Duryodana, kemudian Bima pingsan dan tubuhnya diikat kuat-kuat oleh Duryodana dengan menggunakan tanaman menjalar, setelah itu dihanyutkan ke sungai Gangga dengan rakit. Saat rakit yang membawa Bima sampai di tengah sungai, ular-ular yang hidup di sekitar sungai tersebut mematuk badan Bima. Ajaibnya, bisa ular tersebut berubah menjadi penangkal bagi racun yang dimakan Bima. Ketika sadar, Bima langsung melepaskan ikatan tanaman menjalar yang melilit tubuhnya, lalu ia membunuh ular-ular yang menggigit badannya. Beberapa ular menyelamatkan diri untuk menemui rajanya, yaitu Antaboga.
Saat Antaboga mendengar kabar bahwa putera Pandu yang bernama Bima telah membunuh anak buahnya, ia segera menyambut Bima dan memberinya minuman, yang semangkuknya memiliki kekuatan setara dengan sepuluh gajah dan Bima pun meminumnya tujuh mangkuk, sehingga tubuhnya menjadi sangat kuat, setara dengan tujuh puluh gajah. Bima tinggal di istana Naga Basuki selama delapan hari, dan setelah itu ia pulang. Saat Bima pulang, Duryodana kesal karena orang yang dibencinya masih hidup. Ketika para Pandawa menyadari bahwa kebencian dalam hati Duryodana mulai bertunas, mereka mulai berhati-hati.
Pada usia remaja, Bima dan saudara-saudaranya dididik dan dilatih dalam bidang militer oleh Drona. Dalam mempelajari senjata, Bima lebih memusatkan perhatiannya untuk menguasai ilmu menggunakan gada, seperti Duryodana. Mereka berdua menjadi muridBaladewa, yaitu saudara Kresna yang sangat mahir dalam menggunakan senjata gada. Dibandingkan dengan Bima, Baladewa lebih menyayangi Duryodana, dan Duryodana juga setia kepada Baladewa. Kedua bersaudara sepupu ini bersekolah di Universitas yang sama yaitu Universitas 'Dhurna'. Namun Bima memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan Duryodana dalam menimba ilmu Gadha dari Rhsi Dhurna. Kelak kedua sepupu ini akan bertempur habis-habisan di hari terakhir perang bharatayudha.
Bima memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, serta menganggap semua orang sama derajatnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada, serta memiliki berbagai macam senjata, antara lain: Kuku Pancakenaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya antara lain: Aji Bandungbandawasa,Aji Ketuglindhu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak Pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewatayang diterimanya antara lain: Kampuh atau Kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
Dalam pencarian jatidirinya, bima sering diberi tugas oleh gurunya (yang diminta oleh para kurawa untuk membunuh bima) dan tugas adalah mencari kayu gung susuhing angin dan air banyu perwitasari, yang membawa bima bertemu dengan dewaruci.
Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah Indraprastha. Ia mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu:
1.     Dewi Nagagini, berputera (mempunyai putera bernama) Arya Anantareja,
2.     Dewi Arimbi, berputera Raden Gatotkaca dan
3.     Dewi Urangayu, berputera Arya Anantasena.
Menurut versi Banyumas, Bima mempunyai satu istri lagi, yaitu Dewi Rekatawati, berputera Srenggini.

Bima sebagai tokoh wayang Jawa dengan tokoh Pemerintahan
Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno, pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima. Nama Sukarno sendiri berasal dari nama Karna, panglima yang memihak Kaurawa.



Sumber:







Senin, 29 Oktober 2012

Masalah Pengangguran di Indonesia



Masalah pengangguran tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang tetapi juga dialami oleh negara-negara maju dengan tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk. Penyebab utama serta faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang yaitu terbatasnya penyerapan sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada di negara-negara maju karena rendahnya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja mulai dari usia 15 sampai 64 tahun yang sedang mencari pekerjaan atau yang belum mendapatkan pekerjaan, yang digunakan untuk mengukur pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Tingkat pengangguran terbuka umumnya didefinisikan secara konvensional sebagai proporsi angkatan kerja yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan, digunakan untuk mengetahui seberapa besar penawaran kerja yang tidak dapat masuk dalam pasar kerja di sebuah negara atau wilayah. Analisis pengangguran terutama berkaitan dengan pengangguran menurut kategori, provinsi, jenis kelamin, pendidikan, kelompok umur, daerah tempat tinggal, dan analisis pengangguran menurut beberapa negara. Secara umum, TPT perempuan pada tahun 2008 berada pada level 9,7 %   lebih tinggi daripada TPT laki-laki berkisar antara 7,6 %.
Menurut data Badan Pusat Statistik 2002, menunjukkan jumlah pengangguran terbuka mencapai 9,13 juta orang atau 9,06% dari keseluruhan angkatan kerja dan jumlah ini dua kali lipat lebih dari jumlah pengangguran terbuka sebesar 4,3 juta jiwa atau 4,86% tahun 1996 setahun sebelum krisis moneter melanda Indonesia. Data ini belum termasuk setengah penganggur, yakni orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang jumlahnya 28,9 juta orang pada tahun 2002. Krisis ekonomi ditambah dengan krisis moral para penyelenggara negara dengan maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menghambat pertumbuhan ekonomi yang justru akan memungkinkan terciptanya lapangan kerja.
Data tersebut menunjukkan struktur angkatan kerja, pekerja dan pengangguran terbuka menurut tingkat pendidikan masih didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Angkatan kerja tahun 2002 yang berpendidikan SD ke bawah mencapai 59,05 juta orang atau sekitar 58,6 % dari angkatan kerja, SMP 17,49 juta orang, dan SMU 12,21 juta orang. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran akan disebutkan melalui beberapa poin.
1.     Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. 
2.      Struktur lapangan kerja tidak seimbang. 
3.   Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.    Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia lama-lama akan menimbulkan banyak masalah sosial yang nantinya menjadi suatu krisis sosial. Pengangguran akan selalu berkaitan dengan kemiskinan yang identik dengan kebodohan, kejahatan dan perilaku yang menyimpang. Masalah sosial ini, dilihat dari banyaknya anak-anak yang orang tuanya menganggur dan turun ke jalanan menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas yang dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik. Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja terbagi dalam dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus).
1.   Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Jadi, setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.
2.      Kebijakan mikro (khusus) dijabarkan dalam beberapa poin. 
a.   Pengembangan pola pikir wawasan penganggur. Setiap manusia sesungguhnya memiliki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas. Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai pola pikir yang benar. Itu merupakan tuntutan utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan di masa-masa mendatang.
b.  Melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi.
c.    Membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun dengan baik.
d.   Menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Semua itu perlu segera dibahas dan disederhanakan, sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
e.  Mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang. Sampah sebagai bahan baku pupuk organik dapat diolah untuk menciptakan lapangan kerja dan pupuk organik itu dapat didistribusikan ke wilayah-wilayah tandus yang berdekatan untuk meningkatkan produksi lahan. Semua itu mempunyai nilai ekonomis tinggi dan akan menciptakan lapangan kerja.
f.  Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan.
g.      Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Bagi pemerintah Daerah yang memiliki lahan cukup, gedung, perbankan, keuangan dan aset lainnya yang memadai dapat membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri (BUMD-PJTKI). Tentunya badan itu diperlengkapi dengan lembaga pelatihan (Training Center) yang kompeten untuk jenis-jenis keterampilan tertentu yang sangat banyak peluang di negara lain. Di samping itu, perlu dibuat peraturan tersendiri tentang pengiriman TKI ke luar negeri seperti di Filipina.
h.   Menyempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan.
i.        Mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
j.      Mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.

Kesimpulan:
Pengangguran merupakan sebuah masalah yang kompleks, tidak hanya menyangkut masalah sosial bagi masyarakat luas tetapi juga merupakan masalah bagi individu yang menjalaninya. Masalah sosial merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya tidak hanya oleh pemerintah tetapi oleh kita semua. Diharapkan masalah-masalah sosial lain yang timbul akibat pengangguran seperti kejahatan dan prostitusi juga dapat teratasi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat menekan jumlah pengangguran dengan salah satunya yaitu membuat kebijakan-kebijakan, diantaranya kebijakan makro dan mikro.
                
Sumber: