Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
1. Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua
bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah
prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
Jenis-Jenis Prosa
1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak
diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi.
Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya.
2. Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
3. Novel
Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
Contoh-Contoh Prosa
Contoh Fabel
Angkaro dan Tunturana
Dua Ekor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib. Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik bebatuan. Mereka
bersembunyi karena takut pada orang-orang yang mencari ikan dan
kepiting. Apabila laut pasang, mereka bermain tanpa takut akan ditangkap
manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba
air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa obor. Kedua ekor
kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat
obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari punggng Angkaro dengan
dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro sekarang penuh dengan
garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
Contoh Legenda
Legenda Batu Menangis
Di
sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah
seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat
cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis
itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya
bersolek setiap hari.
Suatu
hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja.
Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan
yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai
pakaian yang bagus dan bersolek agar dikagumi
kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa
keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup
ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan
yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika
mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang
terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa.
Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh
kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yang melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu?
“Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemudadan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan.”jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budakku.”
Begitulah
setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya
begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu
masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya
jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan
diri. Si ibu berdoa :
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas
kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi
batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah
mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun
kepada ibunya.
”Oh, Ibu.Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu...Ibu...Ampuni anakmu.”
Anak
gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi
semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi
batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Sumber : Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara: Pustaka Agung Harapan
Contoh Dongeng
Pogi yang Malang
Pogi
adalah pemuda yang malas. Kerjanya hanya makan, tidur, dan
bermain-main. Ayah dan ibunya tidak melarang sebab mereka adalah
keluarga kaya. Apa saja kemauan Pogi selalu dituruti.
Suatu
pagi, Pogi pergi bermain ke hutan. Di tengah perjalanan ia bertemu
dengan seorang pengembara yang membawa lima karung yang berat.
”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya pengembara itu.
Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati tumbuhan.
”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”
Pogi
masih pura-pura tidak mendengar. Huh! Tadi minta tolong sekarang malah
mau memberi karung. Paling-paling isinya Cuma sampah, bati Pogi.
”
Anak muda, karungku yang bertali merah ini berisi ramuan obat segala
penyakit, sedangkan yang bertali biru berisi bibit padi segala musim.
Atau kamu mau karung dengan tali berwarna putih? Ini berisi kain sutera
pilihan, yang bertali hijau berisi aneka macam penyedap masakan, dan
yang berwarna kuning berisi emas permata. Nah, pilihlah salah satu!”
”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilihyang berwarna kuning aja.”
”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntungn bagimu?”
”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel Pogi .
Pengembara
itu menyerahkan karung yng bertali kuning. Pogi langsung membawa karung
itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung
itu. Ah, betapa gembiranyaPogi saat melihat banyak emas di dalamnya.
Pogi lalu melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba...
”Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.
Pogi
yang mendengar suara itu, cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang
itu berlalu, Pogi segera keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan
dengan tergesa-gesa dan takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat
penyeberangan itu tampak sepi. Hanya ada tiga penarik perahu.
”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.
”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.
”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita ini ?” tanya yang bertubuh kekar.
Ketiga
penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin
ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang
sungai. Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.
Tanpa
ragu-ragu, Pogi memukul moncong buaya itu dengan karung yang
dipanggulnya. Buaya itu malah membuka moncongnya. Pogi tak banyak
berpikir. Dilemparnya karung berisi emas itu ke arah buaya. Lemparan
tepat sekali. Buaya itu kesulitan mengunyah karung. Pogi merasa musuhnya
lengah. Ia berenang ke tepian secepatnya.
Sejak
kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan
keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi
menjadi rajin dan bijaksana.
Sumber : Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai
Contoh Hikayat
Hikayat Amir
Dahulu
kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam. Syah
Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan
baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena
sayangnya pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus dada.
Lama-kelamaan
Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah. Banyak uang
yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh.
Akhirnya mereka jatuh miskin.
Penyakit
Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata”Amir,
Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa
membangun usaha lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu
sia-sia. Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah.Usahakan engkau terlihat
oleh bulan, jangan terlihat oleh matahari.”
”Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu.”
Sesaat
setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya
meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat
nasihat ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan.
Oleh sebab itu, kemana-mana ia selalu memakai payung.
Pada
suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai.
Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu.
Nasarudin bertanya kenapa dia berbuat demikian.
Amir
bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin
berujar, ” Begini, ya., Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu.
Akan tetapi, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum
malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari. ”
Setelah
memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir. Amir
disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada
siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es
limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng.
Lama-kelamaan usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar
kaya.
Sumber : Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlangga
Manusia dan Cinta Kasih
2. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat
kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya
perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan.
Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat
perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian
tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk
mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta sama sekali
bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar-benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Pengertian Kasih Sayang
Kasih Sayang adalah memberikan/menyebarkan perasaan sayang kepada
orang lain secara tulus tanpa peduli apakah orang lain itu akan membalas
dengan perasaan yang sama kepada kita yang intinya adalah ketulusan hati.
Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang
menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat
diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta
dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
- Kemesraan dalam Tingkat Remaja,
terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa
remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
- Kemesraan dalam Rumah Tangga,
terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya
pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa,
namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
- Kemesraan Manusia Usia Lanjut,
Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada
masa ini diwujudkan dengan jalan-jalan dan sebagainya.
Pengertian Belas Kasihan
Belas kasih (composian)adalah
kebajikan-satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk
penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri,
dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke
tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain..
Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang
memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai
ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi
prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda.
Macam -Macam Cinta Menurut Ajaran Agama
1. Macam-macam Cinta Menurut Agama Islam
Cinta sejati, menurut Nabi memiliki 3 ciri yaitu:
- Lebih suka berbincang dengan orang yang dicintai daripada orang lain.
- Lebih suka bersama dengan orang yang dicintai daripada orang lain.
- Lebih suka mengikuti kemauan orang yang dicintai daripada kemauan orang lain/ diri sendiri.
Menurut Al-Qur'an cinta terbagi menjadi 8 jenis, yaitu:
- Cinta
Mawaddah : yaitu cinta yang menggebu-gebu dan membara. Orang yang
memiliki cinta jenis ini inginnya selalu berdua dan tak ingin berpisah.
Selalu ingin memuaskan dahaga cintanya bahkan hampir tidak bisa berfikir
yang lain.
- Cinta Rahmah : yaitu cinta yang penuh akan kasih sayang, pengorbanan
dan perlindungan. Orang yang memiliki cinta ini akan lebih memikirkan
orang yang dicintainya daripada dirinya sendiri. Dipikirannya yang
penting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun ia harus menderita. Ia
selalu memaklumi kekurangan dan memaafkan kesalahan kekasihnya.
- Cinta Mail : yaitu cinta yang sementara sangat membara. Dan sangat
menyedot perhatian tanpa memperhatikan hal-hal penting lainnya. Menurut
Al-Qur'an disebut juga dalam konteks poligami. Karna ketika sedang jatuh
cinta kepada yang muda akan cenderung mengabaikan yang lama.
- Cinta Syaghaf : yaitu cinta alami yang sangat mendalam dan sangat
memabukkan. Orang yang terkena cinta ini akan seperti orang gila, lupa
diri bahkan tidak menyadari apa yang dilakukannya. Ini pernah terjadi
pada Zulaiha di masa Nabi Yusuf.
- Cinta Ra'fah : yaitu rasa kasih sayang yang melebihi norma kebenaran.
Misalnya: karna rasa kasih sayang dan kasihan yang berlebihan melihat
anaknya tidur terlelap seorang bapak tidak tega dan tidak jadi
membangunkan anaknya untuk Sholat. Jadi Cinta jenis ini harus di hindari
karna melanggar hukum Allah.
- Cinta Shobwah : yaitu cinta buta, cinta ini akan mendorong perilaku
menyimpang dan tidak akan bisa mengelak. Seperti kisah Nabi Yusuf yang
digoda setiap hari oleh Zulaiha.
- Cinta Syauq (Rindu) : cinta ini bukan menurut Al-Qur'an tapi hadist
lalu ditafsirkan Al-Qur'an. Syauq (Rindu) adalah pengembaraan hati
kepada kekasih dan kobaran cinta didalam hati sang pecinta.
- Cinta Kulfah : yaitu perasaan cinta yang disertai kesadaran akan
hal-hal positif meski itu sulit. Dalam Al-Qur'an Allah tidak membebani
seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.
2. Macam-Macam Cinta Menurut Agama Kristen
1. Memang menurut bahasa Yunani ada empat kata untuk kata “kasih/ cinta”. Agape adalah kasih yang tak bersyarat, eros adalah kasih yang menginginkan, philia adalah kasih antara sahabat/ saudara, dan storge addalah
ungkapan kasih kodrati, seperti antara orang tua kepada anak (namun
ungkapan yang keempat ini jarang digunakan dalam karya tulis kuno).
Tentang eros, philia dan agape, saya mengacu kepada surat ensiklik pertama dari Paus Benediktus XVI, yang berjudul Deus Caritas est (DCe)- God is Love:
Jika dilihat dari pengertian dasarnya, menurut Paus Benediktus XVI, eros
adalah kasih antara pria dan wanita di mana kasih tersebut tidak
direncanakan ataupun diinginkan, namun sepertinya tertanam di dalam diri
manusia itu. Sedangkan philia adalah kasih persahabatan yang sering dipakai untuk menggambarkan kasih antara Kristus dan para murid-Nya, dan agape
adalah kasih menurut pengertian Kristiani (lih. DCe, 3), yang mengacu
kepada kasih yang rela berkorban (lih. DCe, 7). Paus Benediktus
mengatakan bahwa menurut Perjanjian Lama bahasa Yunani, kata ‘eros‘ hanya tertulis dua kali, sedangkan dalam Perjanjian Baru, kata eros sama sekali tidak digunakan.
Menurut pengertian Yunani, eros artinya adalah “divine madness“,
namun penerjemahannya di dalam agama Yunani adalah dengan praktek
prostitusi dalam kuil- kuil mereka, di mana manusia seolah- olah
dijadikan alat untuk memancing kegairahan “divine madness” tersebut. Maka di sini terlihat bahwa makna eros
perlu dimurnikan, jika ingin dikembalikan ke makna aslinya, yang dalam
konteks rohani mengacu kepada suatu pengalaman puncak dari keberadaan
kita manusia, yaitu persatuan dengan Tuhan, keinginan yang telah
tertanam dalam diri manusia.
Maka konsep pengertian eros
menyatakan adanya hubungan antara kasih dan Tuhan; dan karena manusia
terdiri dari tubuh dan jiwa, maka untuk mengasihi Tuhan juga dibutuhkan
keterlibatan tubuh dan jiwa. Pandangan ini memurnikan kesalahan
pandangan umum yang ada dewasa ini, yang mereduksi eros menjadi
“seks saja” atau yang lama kelamaan menuju kepada ekstrim yang lain
yaitu kebencian terhadap apa yang berkaitan dengan tubuh manusia. Iman
Kristiani tidak mengajarkan demikian, sebab manusia memang terdiri dari
tubuh dan jiwa yang spiritual, dan untuk dapat mengasihi Tuhan,
diperlukan jalan ‘eros‘ yang menanjak menuju Tuhan, yang melibatkan penyangkalan diri/ pengorbanan, pemurnian dan pemulihan. (lih. DCe 5)
Dalam Kitab Kidung Agung, dituliskan kata kasih dengan istilah dodim -yang artinya kasih yang tak menentu, yang mencari-cari- dan ahaba (keduanya adalah kata Ibrani) yang diterjemahkan dalam versi Yunani menjadi agape.
Agape ini kemudian menjadi istilah tipikal dalam Kitab Suci untuk
menggambarkan kasih yang tidak lagi tidak menentu, sebab kasih ini
tertuju kepada pengenalan akan diri orang yang dikasihi, melebihi
perhatian ataupun kesenangan sendiri. Agape menginginkan kebaikan bagi orang yang dikasihi, dan keinginan untuk berkorban baginya (lih. DCe 6).
Jadi eros dan agape menggambarkan realitas kasih yang tidak terpisahkan. Kasih tidak bisa selalu memberi (agape) tetapi juga menerima (eros). Mereka yang ingin memberi kasih harus juga menerima kasih (lih. DCe 7) Pada Tuhan, kasih eros-Nya kepada manusia juga adalah kasih yang total agape.
Kasih Tuhan yang membara kepada manusia adalah juga kasih-Nya yang
mengampuni. Kasih Allah yang sedemikian kepada manusia digambarkan
sebagai kasih antara mempelai pria dan wanita, seperti tertulis dalam
kitab Kidung Agung, yaitu bahwa manusia dapat masuk ke dalam kesatuan
dengan Tuhan, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi
satu roh dengan Dia.” (1 Kor 6:17) (lih. DCe, 10)
Kasih eros
ini tertanam dalam diri manusia, bahwa laki- laki terpanggil untuk
meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya. Dengan demikian,
perkawinan yang monogam merupakan penggambaran nyata atas kasih Tuhan
yang satu (monotheism) kepada manusia. Cara Tuhan mengasihi manusia, menjadi tolok ukur/ contoh bagi kasih manusia.
2. Menarik untuk disimak adalah contoh penggunaan kata philia dan agape,
dalam perikop Yoh 21:15-19. Di sana Yesus bertanya sebanyak tiga kali
kepada Rasul Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan Yesus
yang pertama dan kedua menggunakan kata agape, Apakah engkau mengasihi (agapo) Aku? Namun Petrus selalu menjawabnya dengan, “….Engkau tahu bahwa aku mengasihi (philieo) Engkau”. Yang ketiga kalinya, Yesus bertanya, “Apakah engkau mangasihi (phileo) Aku?” Dan Petrus menjawab, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (phileo) Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21:17).
Agaknya Tuhan Yesus memahami bahwa kasih Petrus kepada-Nya tidak akan sama besarnya dengan kasih-Nya (agape)
kepada Petrus. Namun demikian, Kristus menerima pernyataan kasih dari
Petrus yang sejujurnya ini, dan tetap mempercayakan penggembalaan
kawanan domba-Nya kepada Petrus. Penerimaan Kristus akan diri Petrus apa
adanya inilah yang justru mengubah Petrus, dan menumbuhkan kasih di
dalam hatinya, sehingga kelak di akhir hidupnya, Petrus dapat
membuktikan kasih yang besar kepada Kristus dengan kasih yang menyerupai
kasih Kristus kepadanya. Rasul Petrus rela menyerahkan dirinya untuk
dihukum mati oleh pihak penguasa Roma dengan disalibkan terbalik, demi
membela imannya akan Kristus.
Sungguh, kesaksian hidup rasul
Petrus yang semakin bertumbuh di dalam kasih kepada Tuhan ini,
selayaknya menjadi teladan kita. Seperti Petrus, kitapun mungkin jatuh
bangun di dalam hidup ini. Namun selayaknya kita mengingat akan kasih
Allah yang total tak bersyarat/ agape kepada kita; sehingga
hari demi hari kita dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi semakin bertumbuh
di dalam kasih kepada-Nya, agar semakin menyerupai kasih-Nya yang total
kepada kita.
3. Macam-Macam Cinta Menurut Agama Hindu
Jalan melalui Cinta
Jalan melalui cinta atau bhakti yoga berbeda dengan jnana yoga. Dalam jnana yoga gambaran tentang Tuhan bagaikan suatu samudera yang tak berhingga dan berada di dasar diri kita. Tuhan dibayangkan sebagai Diri yang merembesi segala sesuatu yang sepenuhnya berada di dalam manusia ataupun di luar manusia. Tugas manusia adalah mengenal persatuan diri dengan Tuhan, dan Tuhan bukan dipahami sebagai pribadi. Akan tetapi, bagi seseorang yang lebih mengutamakan cinta daripada
pikiran, Tuhan pastilah kelihatan berbeda dengan hal-hal tersebut.
Pertama, bhakti akan menolak semua pandangan yang menyatakan Tuhan
adalah diri pribadinya, bahkan dirinya yang paling dalam, dan berkeras
bahwa Tuhan lain dari dirinya. Alasannya, karena cinta merupakan perasaan yang dicurahkan keluar. Kedua, tujuan jnana berbeda dengan bhakti.
Tujuannya bukanlah melihat kesatuan dirinya dengan Tuhan, melainkan
untuk memuja Tuhan dengan segenap kemampuan yang ada pada dirinya.
Apa yang harus dilakukan adalah mencintai Tuhan dengan setulus hati,
mencintai dalam kehidupan, mencintai hal lain karena Dia, dan
mencintai-Nya tanpa pamrih apapun.
Ada tiga cara pendekatan bhakti yang perlu diketahui yaitu:
- a. Japam, yaitu latihan menyebut nama Tuhan berulang-ulang kali.
- b. Mendengungkan pergantian cinta, menunjukan kenyataan bahwa ada
berbagai jenis cinta, misalnya cinta anak-orangtua dan suami-istri, dan
lain-lain. Cara ini mendorong orang yang melakukan yoga mengalihkan semua cinta kepada Tuhan.
- c. Pemujaan terhadap Tuhan menurut bentuk ideal seseorang. Menurut agama Hindu ada tingkatan-tingkatan cinta yang semakin mendalam dan timbal balik. Tahap pertama adalah sikap mereka yang dilindungi terhadap si pelindung. Tahap kedua adalah tahap persahabatan, dimana Tuhan dipandang sebagai teman bahkan teman sepermainan. Tahap ketiga adalah sikap cinta orang tua dimana Tuhan dipandang manusia sebagai anak.
4. Macam-Macam Cinta Menurut Agama Buddha
Agama Buddha tidak alergi dengan istilah "cinta." Terbukti dalam Nikaya Pali, yaitu: Dhammapada ada satu bab yang diberi judul: Piya Vagga yang berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta yang berjudul Piyajatika Sutta, khotbah tentang orang-orang tercinta.
Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya,
pema, rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki
arti: rasa sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu
indera (birahi), kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan
berbeda jenis atau cinta dalam lingkup keluarga.
Sumber :
http://indonesiaindonesia.com/f/41074-konsep-cinta-agama-buddha/