Kamis, 19 April 2012

GURINDAM DUA BELAS


Gurindam I

Ini gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

Gurindam II

Ini gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam III

Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Gurindam IV

Ini gurindam pasal yang keempat:
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam V

Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam VI

Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,

Gurindam VII

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam VIII

Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam IX

Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam X

Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam XI

Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujah.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Gurindam XII

Ini gurindam pasal yang kedua belas:

Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

Sumber :

PANTUN

PANTUN PENDIDIKAN
 
Masak angsa dikuali
Bukan saja di perigi
Hendaklah kamu mengabdi
Di pangkuan ibu pertiwi

Pergilah ke tepi kali
Jangan lupa bawa guci
Bangkitlah anak pertiwi
Bangunlah negerimu ini

Jika kita pegang kuas
Melukislah pada kertas
Jika anak bangsa cerdas
Bangsa pun berkualitas

Sumber :

LAGU NASIONAL

Garuda Pancasila
Ciptaan: Sudharnoto

Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju

Sumber :

                                 


CERPEN

Masa-masa SMA

Dimulai semenjak aku masuk pertama kali ospek untuk masuk SMA yang di bina oleh kakak-kakak senior. Di ospek itu kami semua dikelompokkan sesuai dengan warna pita dan nama kelompok yang ditentukan dan membawa banyak peralatan yang disuruh oleh para senior. Aku pun dikelompokkan ke dalam kelompok air brush dengan pita berwarna oranye. Dalam kelompok itu terdiri dari 30 orang campuran antara laki-laki dan perempuan. Ospek itu akan berjalan selama 3 hari di sekolah baruku.
Hari pertamaku di ospek, cukup banyak bawaannya. Saat aku sampai di sekolah, disana sudah banyak para siswa dan siswi baru yang berbeda kelompok sudah berkumpul di lapangan sekolah berbaris untuk mengikuti ospek hari pertama. Kakak-kakak senior mulai membariskan para siswa dan siswi menjadi 2 baris dalam 1 kelompok. Kemudian kami disuruh masuk dalam sebuah kelas untuk membicarakan apa saja yang akan kami lakukan. Di dalam kelompok kami  disuruh untuk membuat seperti ketua kelompok untuk mengingatkan bila ada anggotanya ada yang kurang dan kami semua harus saling berkenalan untuk memudahkan dalam berkumpul dan tugas menghafalkan 1 persatu diantara teman satu kelompok. Aku mulai berkenalan dengan salah satu teman sekelompokku dengan nama panggilannya Sasa yang duduk sebangku denganku di kelas.
Ospek pun berlanjut dari hari ke hari sampai akhirnya, hari ketiga dimana hari terakhir kami di ospek dan disambut dengan sambutan dari Kepala Sekolah dan pelepasan balon untuk memberi selamat sebagai siswa dan siswi baru di sekolah. Saat itu kami masih dalam posisi kelompok ospek kami. Setelah pelepasan balon, kami semua baru dimasukkan dalam satu kelas yang akan dibacakan oleh seorang guru. Guru itu pun menyebutkan nama dan terdiri dari 8 kelas yaitu kelas 1A-1H. Kelas pertama sampai kelas ke 6 disebutkan tidak ada namaku dan teman sekelompokku yang sudah masuk banyak yang masuk dari ke 6 kelas tersebut. Kelas ke 7 pun disebutkan. Nama Sasa pun di panggil dan tidak lama kemudian terpanggilah namaku di kelas 1G dan masuk ke dalam kelompokku yang kelas baru dengan Sasa salah satu teman sekelompokku yang sudahku kenal sebelumnya. Akhirnya pun pemanggilan kelas pun berakhir dan kami di ajak ke kelas kami yang baru oleh guru. Aku pun langsung meminta duduk sebangku dengan Sasa menjadi sama seperti waktu ospek hari pertamaku.
Mulai hari pertamaku di kelas dengan pelajaran, teman-teman yang baru dan guru-guru baru yang akan mengajariku semua pelajaran yang akan kami pelajari. Dalam deretan baris bangku ku aku berkenalan dengan Desi, Mia, Putri dan Rianti bertambah temanku di kelas menjadi 5 orang dan dari hari ke hari pertemananku dengan kelima temanku itu berjalan dengan baik. Hingga kenaikan kelas 2 kami masuk jurusan IPA bersama-sama sekelas dengan Desi, Mia dan Aku sendiri. Ketiga temanku yang lain yaitu Sasa, Putri dan Rianti sekelas bersama. Rasanya sempat sedih dengan ketiga temanku yang berbeda kelas. Setiap istirahat kami selalu ke kantin bersama-sama, bercerita dan bercanda bersama.
Kecerian itu terus berlanjut hingga kami naik kelas 3 yang selalu bersama-sama hingga akhirnya ujian nasional dan ujian sekolah pun datang. Setelah ujian-ujian itu selesai, kami pun merencanakan jalan-jalan untuk menghilangkan rasa jenuh dari ujian nasional dan ujian sekolah dengan liburan bersama. Sampai akhirnya pengumuman kelulusan, yang diantar oleh pak pos ke rumah kami masing-masing. Rasanya tidak sabar menunggu pak pos yang akan datang kerumah mengantarkan surat pengumuman kelulusan. Tak berapa lama, pak pos datang kerumah walaupun datangnya agak lama tetapi rasa penasaranku pun hilang saat aku mendapatkan surat pengumuman kelulusanku. Setelah ku buka hasilnya adalah LULUS. Hatiku senang sekali dan bersyukur karena setelah 3 tahun bersekolah telah dinyatakan LULUS dari SMA. Aku pun langsung memberitahukan orangtuaku dan kakakku tidak lupa juga aku pun langsung memberikan kabar kepada kelima orang temanku dan apakah dia juga sudah mendapatkan surat pengumuman kelulusannya atau belum. Satu persatu pun mulai memberi kabar bahwa kelima teman LULUS dengan hasil yang baik.
Saat wisuda sekolah SMA pun datang yang dilaksanakan di sebuah gedung, dengan hati gembira datang dengan memakai kebaya yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Satu persatu acara pun di mulai dan tiba saatnya naik ke panggung untuk sesi foto bersama dengan teman sekelas dan para guru-guru. Sebelumnya kami mencium tangan Kepala Sekolah dan guru-guru yang telah memberikan ilmunya kepada kami dan mengucapkan terima kasih atas didikan dan ajaran para guru-guru oleh kami para siswa dan siswinya.akhirnya sesi foto dengan senyum yang bahagia kami pun bersama di atas panggung. Setelah sesi foto itu aku pun tidak lupa dengan kelima temanku untuk berfoto bersama dan meminta kepada teman kami yang lain untuk memfotokan kami bereenam termasuk aku. Dari situlah kenangan persahabatan yang indah di masa SMA ku. 
       
 

PUISI

Kerinduan

Malam demi malam…
Aku selalu membayangkan wajahmu
Bagaikan bintang di malam hari
Yang menerangi hatiku di setiap malam
Rasanya…hatiku selalu merindukan dirimu
Ingin sekali ku bertemu denganmu

          Rindu…Rindu…oh Rindu…
          Panggilan itu semakin kencang dari hatiku
          Bila tak bertemu rasanya ingin aku bisa memeluk dan membelai wajahmu
          Seandainya saja dirimu bisa merasakan kerinduan hatiku ini…
          Pasti hatiku tak akan serindu yang  aku rasakan
          Kenapa rindu ku ini selalu hanya ada untuk dirimu…..
         
KARYA : BAMBANG MULYANTO